Mindset Performa Optimal
Top-motivator.com--- Mindset Performa Optimal. Setiap orang memiliki alasan untuk gagal. Sebaliknya, setiap orang juga memiliki alasan untuk sukses.
Mindset atau
pola pikir kita menentukan keberhasilan atau kegagalan di dalam hidup. Dengan
mindset performa optimal maka kita mampu menyikapi, merespon, dan memilih untuk
tetap berjuang dengan kinerja terbaik.
Mindset Performa Optimal
Kebiasaan
untuk mencari banyak alasan gagal tidak akan menyelesaikan masalah. Justru akan
memperburuk keadaan. Pembenaran diri sendiri bukanlah jawaban yang tepat atas
kegagalan.
Kebiasaan
untuk mengupayakan dengan cara yang berbeda, strategi yang berbeda, dan pilihan
yang berbeda justru dapat mengubah keadaan. Solusi performa optimal adalah
kebiasaan untuk bertanggungjawab atas apapun yan terjadi.
Mindset Performa Optimal- Lingkungan
Sebagian
orang memutuskan untuk menyalahkan lingkungan sebagai alasan kegagalan. Para
pencari alasan mengungkapkan bahwa lingkungan tempat tinggal yang kurang
mendukung, lingkungan sekolah yang kurang kondusif, dan lingkungan pekerjaan
diskriminatif merupakan bagian dari siklus kegagalan.
Baca juga artikel: Profesor Gagal Tapi Sukses
Fred Spencer, seorang tentara Inggris harus melarikan diri ke rimba Malaya. Selama
sembilan bulan, dia berjuang untuk hidup di tengah hutan belantara.
Meskipun
penuh tantangan, Fred Spencer akhirnya berhasil bertahan hidup. Kisah
perjuangan hidup di hutan rimba ini dituliskan di dalam buku “Jungle is Neutral”.
Mindset Performa Optimal |
Mindset Performa Optimal- Orang lain
Menyalahkan
orang tua, pemimpin, atau siapapun untuk membenarkan diri sendiri tidak akan
mengubah keadaan. Justru hal itu akan memperparah keadaan karena akan
menghasilkan pembenaran diri dan merusak hubungan dengan orang lain.
Mungkin
memang benar bahwa ada unsur kesalahan orang lain di dalam kegagalan kita.
Tetapi, kemampuan kita untuk menyikapi keadaan akan lebih menentukan kebaikan
atau keburukan berikutnya.
Sejujurnya,
kita harus menyadari bahwa kita memiliki kesalahan sehingga mengakibatkan
kegagalan. Dengan kesadaran ini, kita bisa berdamai dengan kegagalan dengan
memutuskan untuk berbuat lebih baik di masa depan.
Seorang
karyawan yang merasa disakiti memutuskan untuk melawan pimpinan dengan kekerasan.
Akibatnya? Masalah hukum malah terjadi.
Seorang
karyawan yang dipecat dengan semena-mena justru memutuskan untuk membuka usaha
sendiri. Pada saat sukses, malah mengucapkan terima kasih atas tindakan
semena-mena pimpinannya.
Lee Iaccoca pernah dipecat oleh Henry Ford dari presiden direktur. Alasan pemecatannya
hanya karena Ford tidak menyukainya.
Lee Iacocca
tidak marah, meski dipindahkan ke bagian gudang yang kotor. Seminggu kemudian,
Lee Iaccoca diangkat menjadi pemimpin Chrysler dengan performa optimal yang
legendaris.
Mindset Performa Optimal-Keadaan
Ada hal-hal
yang bisa kita ubah dan ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kita tidak bisa
memilih kita lahir di suku atau ras tertentu. Kita tidak bisa memilih untuk
lahir dengan ayah atau ibu tertentu.
Tetapi, kita
bisa memilih respon kita atas keadaan. Kita dapat memutuskan reaksi kita atas
kondisi yang ada.
Helen Keler
harus menerima fakta bahwa ia tuli, buta,dan bisu. Namun, karena rekomendasi
Alexander Graham Bell, akhirnya mendapat bantuan Anne Sullivan.
Dengan penuh
kesabaran, Anne Sullivan yang sembuh dari kebutaan pada usia 20 tahun, berhasil
menjadi guru yang baik bagi Helen Keller.
Hasilnya?
Helen Keller malah menjadi pembicara terkenal yang menginspirasi dunia tentang
hidup yang berdampak bagi banyak orang.
Kesimpulan Mindset Performa Optimal
Mindset
performa optimal adalah cara berpikir yang positif dalam menyikapi berbagai
keadaan dalam kehidupan.
Bukannya
menyalahkan lingkungan, situasi dan orang lain, justru para pribadi dengan
mindset performa optimal mampu memilih tindakan terbaik untuk mengatasi
berbagai kesulitan.
Bagaimana
dengan respon, reaksi, dan pilihan kita atas semua hal yang sedang terjadi?
Sudahkah kita mengembangkan mindset performa optimal? (Bertinus Sijabat --- Top Motivator Indonesia.
Tidak ada komentar